BANDUNG: Seiring pertumbuhan ekonomi yang begitu pesat di Kota Bandung, terlihat dengan banyaknya pembangunan gedung, baik gedung pemerintahan, swasta, hotel, mall ataupun industri. Maka tidak heran kalau Kota bandung termasuk salah satu Kota Metropolitan yang ada di Indonesia.
Namun seiring berjalannya pertumbuhan ekonomi, kerap kali mengikis keberadaan lingkungan yang semakin menghawatirkan. Dengan perluasan areal pembangunan, merambah hutan yang dulunya sebagai lahan penghijauan menjadi areal pemukiman perkotaan. Belum lagi keberadaan industri dengan polusi dan pencemarannya. Hal ini akan berdampak kepada rusaknya ekosistim dan lingkungan.
Keadaan lingkungan serta ekosisitim yang semakin menghawatirkan akibat dampak dari pembangunan, juga terjadi dengan Sungai Cikapundung Kota Bandung. Sungai yang dulunya menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat lokal, akan tetapi keberadaan sungai Cikapundung tidak lagi sebening air Cikapundung dahulu. Tidak lebar seperti sekarang, tidak banyaknya limbah dari pabrik-pabrik industri serta banyaknya sampah yang terlihat.
Keadaan sungai Cikapundung yang saat ini sudah menghawatirkan, juga dirasakan oleh Yayah warga Ganok yang tinggal di daerah sungai tersebut.
"Dahulu sungai Cikapundung airnya bening, tidak lebar dan dalam, tetapi saat ini sungai Cikapundung menjadi lebar, dangkal dan banyak sampah,"ujar Yayah.
Selain itu, bila musim hujan tiba sungai Cikapundung kerap kali terjadi banjir. Akibat banyak sampah dan rusaknya lingkungan yang terjadi pada sungai,"imbuhnya.
Yayah juga menambahkan, saya sebagai warga kota Bandung yang tinggal di daerah sungai berharap. Agar Pemerintah Daerah (Pemda) Bandung lebih memperhatikan keberadaan sungai Cikapundung yang saat ini kondisinya sudah menghawatirkan.
0 komentar:
Posting Komentar